My Self

My Self

Kamis, 08 Desember 2011

Pengolahan dan Analisis Data


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penelitian merupakan suatu bentuk kegiatan ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan atau kebenaran. Ada dua teori kebenaran pengetahuan, yaitu teori koherensi dan korespondensi. Teori koherensi beranggapan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar apabila sesuai dan tidak bertentangan dengan pernyataan sebelumnya. Aturan yang dipakai adalah logika berpikir atau berpikir logis. Sementara itu teori korenspondensi berasumsi bahwa sebuah pernyataan dipandang benar apabila sesuai dengan kenyataan (fakta atau realita). Untuk menemukan kebenaran yang logis dan didukung oleh fakta, maka harus dilakukan penelitian terlebih dahulu. Inilah hakikat penelitian sebagai kegiatan ilmiah atau sebagai proses the acquisition of knowledge.
Pengolahan dan analisis data hasil penelitian berbeda satu dengan lainnya, pengolahan data dilakkukan setelah peneliti menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan penelitian baik dari mulai observasi, penyebaran instrument penelitian serta pengumpulan sebaran hasil penelitian, lalu berikutnya adalah melakukan pengolahan hasil data penelitian.
Setelah hasil penelitian tersebut diolah, maka kegiatan berikutnya adalah melakukan analisis data dan biasanya kegiatan ini ditempatkan pada bagian menjelang akhir yakni sebelum peneliti menyimpulkan hasil penelitian. Catatan yang harus diingat bahwa analisis hasil data penelitian yang berkaitan dengan ke SD an dilakukan secara sederhana terstruktur dan mudah dipahami, oleh sebab itu analisis data penelitian yang bersifat kualitatif hanya mendeskripsikan bagian-bagian atau poin-point yang ada pada masalah utama, perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah didukung oleh berbagai informasi di lapangan. Namun untuk penelitian yang bersifat kuantitatif peneliti hanya mengarahkan analisis data tersebut kepada kesimpulan yang akan diambil.
Pengolahan dan analisis data merupakan tahapan penting dalam penelitian. Data yang telah dikumpulkan tidak akan berarti apa-apa bila tidak diolah dan dianalisis, untuk menghasilkan kesimpulan. Dalam pengolahan dan analisis ini tidak saja dibutuhkan ketarampilan teknis pengerjaan sesuai dengan jenis data, namun juga referensi dan kadang imaginasi untuk dapat memaknai data khususnya dalam penelitian kualitatif.

B.     Tujuan Masalah
a.       Menjelaskan Tentang Editing data
b.      Menjelaskan Tentang Coding data
c.       Menjelaskan Tentang Prakoding
d.      Membuat kategori untuk mengklasifikasi Jawaban
e.       Menghitung Frekuensi
f.       Menjelaskan Tentang Tabulasi Silang
g.      Menjelaskan tentang tabel sebagai kerangka analisis data
h.      Menjelaskan Analisis kearah pembuatan deskripsi.






















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Editting Data
Editing data adalah penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut. Hal-hal yang perlu diteliti kembali dalam melakukan editing data sebagai berikut;
1.      Kelengkapan pengisian kuesioner
Pada tahap ini perlu dicek apakah kuesioner yang telah disiapkan, sudah diisi oleh responden dengan lengkap atau belum. Apabila belum lengkap kuesioner tersebutbisa dilengkapi oleh peneliti dengan mendatangi responden atau jika tidak bisa mengisi kembali, kuesioner ini bisa diabaikan atau dengan kata lain tidak dapat dijadikan sebagai data yang relevan.
2.      Keterbacaan tulisan
Kadang-kadang kuesioner atau angket yang dikirim kepada responden dan setelah diisi kurang jelas tulisannya atau ada kalimat yang kurang jelas baccaannya. Untuk itu para peneliti hendaknya memperjelas tulisan atau kalimat yang dimaksud agar tidak terjadi salah tafsir ketika data diolah.
3.      Kesesuaian jawaban
Kesesuaian jawaban antara pertanyaan satu dengan pertanyaan lainnya perlu diteliti kembali. Jawaban responden jangan sampai ada yang saling bertentangan dalam satu kuesioner.
4.      Relevansi jawaban
Jawaban responden harus relevan dengan pokok persoalan yang diteliti. Jawaban yang tidak relevan dengan maksud pertanyaan tidak dapat diterima sebagai data yang objektif. Data yang demikian harus ditolak.
5.      Keseragaman dalam satuan 
Para peneliti perlu mengoreksi kembali satuan yang digunakan responden dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner. Apabila satuan luas misalnya digunakan hectare, jangan sampai jawaban responden menggunakan satuan luas seperti m2, km, dan lain sebagainya. Jawaban seperti ini perlu dikoreksi kembali sebelum diproses lebih lanjut.

B.     Coding Data
Koding yaitu proses untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden menurut kriteria atau macam yang ditetapkan. Koding data harus dilakukan secara konsisten karena hal tersebut sangat menetukan reliabilitas. Tidak tercapainya konsistensi dalam koding dapat berakibat terjadinya klasifikasi jawaban yang lebih kompleks sehingga akan menimbulkan kesukaran dalam mengklasifikasikan jawaban atau mengkategorikan jawaban.
Koding data Dilakukan untuk pertanyaan-pertanyaan:
1.           Tertutup, bisa dilakukan pengkodean sebelum ke lapangan.
2.           Setengah terbuka, pengkodean sebelum dan setelah dari lapangan.
3.           Terbuka, pengkodean sepenuhnya dilakukan setelah selesai dari lapangan.

C.     Prakoding

D.    Membuat kategori untuk mengklasifikasi Jawaban
Klasifikasi itu dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban itu dengan tanda kode tertentu, lazimnya dalam bentuk angka. Di sini setiap macam jawaban (atau secara teknisnya disebut “setiap kategori jawaban”) mempunyai angka kode tersendiri. Dengan demikian, membubuhkan kode pada suatu jawaban tertentu (ialah “melakukan Koding”) pada dasarnya berarti menetapkan kategori mana yang sebenarnya tepat bagi sesuatu jawaban tertentu itu. Contoh:
Pertanyaan: Bagaimana kesan Bapak/ ibu/ Saudara terhadap kebersihan di desa ini?
Jawaban :
 Bersih sekali                                                   01 (kode)
Bersih                                                              02
Cukup bersih                                                   03
Kotor                                                               04
Kotor sekali                                                     05
Tidak tahu                                                       06
Tidak bersedia menjawab                               07


Mengingat pertimbangan bahwa seyogyanya pengumpul data mengetahui terlebih dahulu kategori-kategori jawaban apa yang (akan) ada untuk mengklasifikasi ragam jawaban ke dalam suatu sruktur klasifikasi, maka sering juga dilakukan aktivitas bernama pracoding di mana setiap pertanyaan dalam kuesioner selalu diikuti dengan serangkaian alternatif jawaban, yang pada dasarnya merupakan kategori-kategori yang telah diberi kode sebelumnya. Ini dikenal dengan “pertanyaan tertutup”, seperti dicontohkan di atas.
Agar data yang diperoleh mudah dianalisis serta disimpulkan untuk menjawab masalah yang dikemukakan di dalam penelitian, maka jawaban-jawaban yang beranekaragam dari para responden harus diringkas terlebih dulu, dengan cara menggolong-golongkannya ke dalam kategori-kategori tertentu yang telah ditetapkan.
E.     Menghitung Frekuensi
Setelah koding selesai dikerjakan, maka diketahui bahwa setiap kategori telah menampung dan memuat data-data dalam jumlah (frekuensi) tertentu. Pada akhir tahap koding ini peneliti akan memperoleh distribusi data dalam frekuensi-frekuensi tertentu pada masing-masing kategori yang ada.
Cara sederhana dapat dilakukan dengan cara tallying. Contohnya cara penghitungan pendapat responden tentang keberhasilan KB di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dari 30 sampel adalah sebagai berikut.
Tabel. Tanggapan Responden atas keberhasilan KB di kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Klasifikasi
Turus (Tally)
Frekuensi
Sangat Berhasil

15
Berhasil

7
Kurang Berhasil

5
Tidak Berhasil

3

F.      Menjelaskan Tentang Tabulasi Silang
Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan cara tertentu. Tabulasi juga  dapat digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif variable-variable yang diteliti atau yang variable yang akan di tabulasi silang. Di bawah ini diberikan contoh membuat tabulalsi frekuensi dan tabulasi silang:
Tabulasi Frekuensi: untuk pertanyaan “Berapa pengeluaran biaya telepon responden per bulan”
Pengeluaran (dalam ribuan)
Frekuensi
Persentase
25.000 – 50.000
66
22%
>50.000 – 75.000
95
32%
>75.000 – 100.000
79
26%
> 100.000
60
20%
Total
309
100%
Sumber: Jonathan Sarwono dan Agus Ismanto, Riset efektifitas iklan “Telkom Heula”, 1999

Tabulasi Silang: Bidang Usaha di tabulasi silang dengan Kesediaan  Memasang Promosi di Peta Jalan Bandung Raya
Bidang Usaha
Bersedia Promosi
Tidak Bersedia
Frekuensi
Air minum
Asuransi
ATK
Biro jasa
Jasa siaran
Fotokopi
Fastfood
2
3
2
3
3
1
2
2
3
1
2
2
3
3
Sumber: Jonathan Sarwono, Riset Kebutuhan Peta Jalan Bandung Raya, 2002

G.    Menjelaskan tentang tabel sebagai kerangka analisis data
Apabila peneliti bersifat deskriptif dan hipotesisnya hanya dengan variabel tunggal (one variable hypothesis),maka kerangka tabelnya hanya akan terisi satu perangkat kategori saja (yang disusun secara vertikal). Kerangka tabel seperti ini memang hanya akan membawa sampai analisis deskriptif, sedangkan tabelnya sendiri lebih berfungsi sebagai pemapar gambaran deskriptif mengenai sesuatu variabel tertentu saja. Karenanya tabulasi yang digunakan adalah tabulasi sederhana.
Melalui analisis deskriptif, di satu sisi akan didapatkan informasi yang bersifat kuantitatif dan relatif cermat mengenai persebaran frekuensi data.di sisi lain akan di peroleh informasi lanjutan berupa: (1) apakah yang lazim, normal, atau unik pada suatu kelompok; (2) bagaimana atau berapa besar variasi-variasi yang ada pada suatu kelompok tertentu.
Apabila penelitian yang dijalankan tersebut bersifat menerangkan dengan hipotesis yang mempergunakan adanya hubungan antara dua variabel (two variabel hypothesis), maka jalan yang ditempuh dengan memanipulasi analisis statistik yang dikerjakan, jelas tidak akan berhenti sampai pada penyajian-penyajian deskriptif belaka, akan tetapi menjurus pada usaha variabel, dan karena itu, tabulasi yang digunakan adalah tabulasi silang,
H.    Menjelaskan Analisis kearah pembuatan deskripsi
Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional, komparatif, atau eksperimen diolah dengan rumus-rumus statistik yang sudah disediakan, baik secara manual maupun dengan menggunakan jasa komputer. Bagi peneliti deskriptif yang menggunakan model-model analisis statistik, pada umunya justru bingung karena kurang atau belum tahu rumus apa yang akan digunakan, atau bagaimana cara mengolah atau menganalisis data. Sebetulnya proses pengolahan datanya juga sederhana dan dapat dinalar secara gamblang. Apa pun jenis penelitiannya, riset deskriptif yang bersifat eksploratif atau developmental, caranya dapat sama saja karena data yang diperoleh wujudnya juga sama. Yang berbeda adalah cara menginterpretasi data dan mengambil kesimpulan.
Apabila datanya telah terkumpul, maka lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. Data yang diperoleh daro angket atau ceklis, dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Jika pilihan jawaban dari angket berbentuk “ya” dan “tidak”, peneliti tinggal menjumlahkan saja berapa banyak jawaban “ya” dan “tidak”. Menjumlahkan saja belum berarti tugasnya selesai. Peneliti masih perlu menjelaskan atau mengelompokkan, hal-hal apa saja yang dijawab “ya” dan apa saja yang dijawab “tidak”. Dalam hal ini identitas responden juga dapat digunakan untuk menelusuri lebih jauh siapa saja yang memberikan jawaban “ya”, misalnya latar belakang responden atau hal-hal lain yang dapat menerangkan posisi responden, dan siapa pula yang memberikan jawaban “tidak”.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Editing data adalah penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut.
Koding yaitu proses untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden menurut kriteria atau macam yang ditetapkan. Koding data harus dilakukan secara konsisten karena hal tersebut sangat menetukan reliabilitas. Tidak tercapainya konsistensi dalam koding dapat berakibat terjadinya klasifikasi jawaban yang lebih kompleks sehingga akan menimbulkan kesukaran dalam mengklasifikasikan jawaban atau mengkategorikan jawaban.
Pracoding merupakan pertanyaan dalam kuesioner yang selalu diikuti dengan serangkaian alternatif jawaban, yang pada dasarnya merupakan kategori-kategori yang telah diberi kode sebelumnya.
Klasifikasi dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban itu dengan tanda kode tertentu, lazimnya dalam bentuk angka.
Pengolahan dan analisis data merupakan tahapan penting dalam penelitian. Data yang telah dikumpulkan tidak akan berarti apa-apa bila tidak diolah dan dianalisis, untuk menghasilkan kesimpulan. Dalam pengolahan dan analisis ini tidak saja dibutuhkan ketarampilan teknis pengerjaan sesuai dengan jenis data, namun juga referensi dan kadang imaginasi untuk dapat memaknai data khususnya dalam penelitian kualitatif.








DAFTAR PUSTAKA

Pabandu Tika, Moh, Drs . H, M.M. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta. Bumi Aksara

Sugiyono, prof. Dr. 2010. Metode Penelitian pendidikan. Bandung. Alfabeta.
http://datarental.blogspot.com/2009/05/teknik-pengolahan-data.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar