My Self

My Self

Jumat, 09 Desember 2011

Wahai Akhi wa Ukhti

Keagungan dan keindahan wanita
keagungan dan keindahan tidak ditentukan oleh kecantikan wajah,
Wajah yang cantik bisa tidak terlihat indah karena tertutup oleh kabut penghalang,,, dan
wajah yang biasa-biasa saja akan terlihat indah karena pancaran keagungan dalam diri nya.
jadi,,,,, mau pilih yang mana???


wanita hanyalah rusuk seorang lelaki yang insya Allah nanti nya akan diperemukan pada ssat yang tepat... sebagai seorang wanita ia ingin memberi apa yang iya punya kepada kekasih halal nya kelak.... tapi ketar ketir hidup ini menuntut ia untuk tetap berdiri sendiri selama memank belum ada imam yang cocok untuk nya sebagai penyempurna agama nya....Akhi,,, wahay engkau si pemilik rusuk,,, pahamilah keinginan dan jeritan hati ini,,, bukannya kami tag menginginkan mu,,, tapi waktu dan takdir lah yang bisa menyatukan kita,,, aq tag ingin melangkahi ttakdirku,, aq dilahirkan sebagai seorang putri dari seorang ayah dan ibu yang senantiasa hidup dalam nadi dan hati ini... yang tag henti meneteskan buttiran air mata pada setiap do'a nya...akhi,,, aq sebagai seorang anak yang berharap bisa mmberikan yang terbaik untuk nya,, berusaha mengikuti permintaan nya,,, akhi,,, jika kau memank ditakdirkan untuk ku dan mempu menjadi imam ku dan menjadi kunci syurga untuk ku,,, ku tunggu kau menemui wali ku..... dan engkau para ukhti ku,,, para tulang rusuk yang nanti nya akan dicari psangan nya,,, jagalah keimanan mu dan semua yang telah Allah berikan untuk mu,,, jangan risau dengan fisik yang berbeda tapi risau lah terhadap hati yang selalu ingkar dan tag bersyukur terhadap nikmat-Nya.
ingatlah lah ukhti,,,,jangan sampai rugi,,,,!
penyesalan tiada berarti dan teman sejati adalah asma Ilahi yang selalu hadir di hati. :)

Kamis, 08 Desember 2011

KUNCI SYURGA


Sekiranya engkau mengetahui_aku Wanita Tiada Punya Rupa yang Jelita,tiada punya harta yang Melimpah ruah.
namun engkau juga harus Mengetahui satu Keinginanku sebagai Wanita..

Didik Aku_

Seperti Ibunda Hajar,Wanita Utama Yang Loyal Terhadap Nabiallah Ibrahim_rela tempuh dibawah Terik matahari _demi Setetes air untuk anaknya ismail.
Seperti Maryam,Wanita Utama yang Bisa Menjaga Kehormatannya.
Seperti Khadijah Al Qubra,yang Setia Mendampingi Suami Kala lapang dan Sempit.

Ketaatan ku padamu_karena Ketaatanku Pada_NYA.

Bantu Aku Raih REdha_NYA dengan Redhamu.
Karena Engkau adalah kunci syurgaku.

BIOGRAFI MARIE CURIE

Marie SkÅ‚odowska-Curie (7 November 1867 – 4 Juli 1934) dilahirkan dengan nama Maria Sklodowska di Warsaw, Polandia pada tanggal 7 November 1897 adalah perintis dalam bidang radiologi dan pemenang Hadiah Nobel dua kali, yakni Fisika pada 1903 dan Kimia pada 1911. Ia mendirikan Curie Institute. Bersama dengan suaminya, Pierre Curie, ia menemukan unsur radium. Sebagai anak perempuan, ia sangat haus ilmu pengetahuan sehingga menjadikan dirinya seorang siswi desa yang lulus dengan nilai terbaik. Marie mewujudkan keinginannya mengikuti pendidikan di Universitas Sorbonne, Paris.


Marie adalah mahasiswi yang cemerlang. Setelah kelulusannya di bidang matematika, ia mendapat urutan pertama untuk studinya di bidang fisika. Rasa ingin tahunya pada ilmu pengetahuan tidak pernah habis, hingga membawanya sebagai wanita pertama yang meraih hadiah Nobel.

Karena menemukan dua unsur radioaktif, yaitu polonium dan radium, Marie Curie berbagi penghargaan Nobel fisika bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie dan Henri Becquerel pada tahun 1903. Nobel kedua didapatnya pada tahun 1911 di bidang kimia, berkat kerja kerasnya mengisolasi radium serta mengarakterisasi unsur baru tersebut.

Marie Curie bersama suaminya, Pierre Curie sama-sama dibesarkan dalam keluarga yang menghargai pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kedua ayah mereka adalah seorang profesor. Mereka bertemu di Paris dan kemudian hidup bersama mendiskusikan berbagai pengetahuan, serta menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk ilmu baru dari fenomena alam. Salah satu mimpi besar mereka adalah mengetahui sifat-sifat unsur radioaktif.

Polonium dan radium adalah dua unsur radioaktif pertama yang ditemukan. Polonium diambil dari nama Polandia, tempat kelahiran Madame Curie. Sedangkan nama Radium diambil dari warna radiasi sinar biru garam klorida yang berhasil mereka sintesis. Metode untuk memisahkan garam radium dan polonium dari batuan uranium dipublikasikan secara bebas pada dunia pengetahuan. Mereka memilih untuk tidak mematenkan metode tersebut sehingga tidak memperoleh nilai ekonomi yang tinggi dari penemuannya.

Hadiah Nobel atas penemuan polonium dan radium tak menyurutkan pasangan Curie untuk tetap melanjutkan penelitian tentang unsur radioaktif. Namun karena kecelakaan, Pierre Curie harus meninggalkan Marie Curie bersama anak-anak mereka serta penelitian yang masih tersisa.

Radioaktivitas

Setelah kematian Pierre Curie pada tahun 1906, Marie Curie memutuskan menjadi dosen bidang fisika khususnya tentang radiasi. Lagi-lagi ia menjadi dosen wanita pertama di Universitas Sorbonne Prancis. Kuliah pertamanya pada tanggal 5 November 1906 pukul 13.30 terbatas hanya untuk 120 peserta kuliah yaitu dari kalangan mahasiswa, umum, serta wartawan. Saat itu Marie menerangkan tentang teori ion dalam bentuk gas, serta risalahnya tentang radioaktivitas.

Penemuan terbarunya yang juga mendapat penghargaan Nobel kedua kalinya, adalah hasil mengisolasi radium dengan cara elektrolisis lelehan garam radium klorida. Pada elektroda negatif radium membentuk amalgam dengan raksa. Dengan memanaskan amalgam dalam tabung silika yang dialiri gas nitrogen pada tekanan rendah akan menguapkan raksa, dan meninggalkan radium murni yang berwarna putih. Radium dikenal sebagai unsur radioaktif pertama yang berhasil diisolasi dari bentuk garamnya. Keberhasilan ini mencatatkan namanya sebagai satu-satunya peraih Nobel ganda dalam bidang yang berbeda.

Kemudian di tahun 1915, Marie Curie menggunakan pengetahuannya untuk membantu tim palang merah dalam perang di Prancis. Dengan bantuan dana dari Persatuan Wanita Perancis, Madame Curie menyulap satu unit mobil menjadi unit radiologi berjalan yang memiliki peralatan sinar-X dan dinamonya. Ia mengunjungi pos-pos yang memerlukan pengobatan akibat luka tembak atau luka bakar akibat granat. Dengan dibantu beberapa perawat wanita, mereka mengoperasikan unit mobil ini selama terjadi perang.

Berkat tulisan seorang jurnalis wanita, Ny. William Brown Meloney, radium semakin identik dengan Marie Curie. Ketulusannya serta kerja kerasnya bagi ilmu pengetahuan mendapat simpati dari dunia. Hal ini terbukti ketika ia mendapat hadiah satu gram radium dari Presiden Amerika Warren G. Harding atas nama wanita Amerika Serikat pada tahun 1921. Begitu pula dengan bantuan 50.000 dolar AS dari Presiden Hoover (AS) untuk membeli bahan radium yang digunakan di Warsaw.

Gelar kehormatan sebagai Doktor Ilmu Pengetahuan (Doctor of Science) diberikan kepadanya dari berbagai universitas terkemuka. Mereka mengakui pemikiran dan kerja keras Madame Curie merupakan sumbangan terbesar bagi ilmu pengetahuan dan dunia.

Perjalanan hidup seorang Marie Sklodowska Curie tidak pernah lepas dari ilmu pengetahuan serta pengabdian terhadap kemanusiaan. Berkat ketulusannya serta kegigihannya, ia telah memengaruhi banyak orang untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan. Selama tahun 1903-1912, ia beserta beberapa muridnya dan sesama koleganya melanjutkan penelitian radium dan berhasil menemukan 29 jenis isotop radioaktif selain radium.

Ia tak mengetahui bahaya zat radioaktif saat mencoba mengisolasinya, sehingga terlalu sering melakukan kontak langsung dengan unsur-unsur tersebut. Radiasi sinar radium yang berlebih memberi dampak negatif bagi tubuhnya, ia mengidap kanker leukimia. Pada tanggal 4 Juli 1934 di Haute Savoie, Curie mengembuskan napas terakhirnya. Dunia kehilangan seorang wanita tangguh yang berjasa pada pengembangan pengetahuan dan kemanusiaan.

Namun ia meninggalkan penerus-penerus yang tangguh. Kedua anak perempuannya meraih hadiah Nobel kelak. Irene, anak tertuanya meraih Nobel kimia pada tahun 1935 bersama suaminya Frederick Joliot. Eva, anak bungsunya saat menjadi direktur UNICEF meraih Nobel perdamaian tahun 1965 bersama suaminya H.R. Labouisse.

Dedikasinya yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan sangatlah tinggi. Sampai saat ini, belum ada lagi seorang perempuan dengan talenta dan dedikasi yang demikian besar terhadap ilmu pengetahuan. Marie Curie terus bekerja dan menyelediki nuklir dan radioaktif hanya di dalam laboratorium sederhana tanpa mau memikirkan diri sendiri. Bahkan ia tidak mau mendaftarkan penemuannya ke paten karena terlalu berpegang teguh pada prinsip, "ilmu pengetahuan adalah untuk umat manusia". Bahkan sampai di akhir hidupnya, Marie Curie membuka gerbang pengetahuan bagi dunia kedokteran. Tumbuhnya kanker di tubuhnya telah menggugah para peneliti untuk mengetahui lebih lanjut efek radioaktif dan aplikasi yang dapat digunakan. Hingga saat ini bahan radioaktif dikaji pada bidang telekomunikasi, geologi, dan bidang industri.***

Ref : Pikiran Rakyat (11 Nopember 2004)
http://id.wikipedia.org/wiki/Marie_Curie
http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1111013381

Pengolahan dan Analisis Data


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penelitian merupakan suatu bentuk kegiatan ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan atau kebenaran. Ada dua teori kebenaran pengetahuan, yaitu teori koherensi dan korespondensi. Teori koherensi beranggapan bahwa suatu pernyataan dikatakan benar apabila sesuai dan tidak bertentangan dengan pernyataan sebelumnya. Aturan yang dipakai adalah logika berpikir atau berpikir logis. Sementara itu teori korenspondensi berasumsi bahwa sebuah pernyataan dipandang benar apabila sesuai dengan kenyataan (fakta atau realita). Untuk menemukan kebenaran yang logis dan didukung oleh fakta, maka harus dilakukan penelitian terlebih dahulu. Inilah hakikat penelitian sebagai kegiatan ilmiah atau sebagai proses the acquisition of knowledge.
Pengolahan dan analisis data hasil penelitian berbeda satu dengan lainnya, pengolahan data dilakkukan setelah peneliti menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan penelitian baik dari mulai observasi, penyebaran instrument penelitian serta pengumpulan sebaran hasil penelitian, lalu berikutnya adalah melakukan pengolahan hasil data penelitian.
Setelah hasil penelitian tersebut diolah, maka kegiatan berikutnya adalah melakukan analisis data dan biasanya kegiatan ini ditempatkan pada bagian menjelang akhir yakni sebelum peneliti menyimpulkan hasil penelitian. Catatan yang harus diingat bahwa analisis hasil data penelitian yang berkaitan dengan ke SD an dilakukan secara sederhana terstruktur dan mudah dipahami, oleh sebab itu analisis data penelitian yang bersifat kualitatif hanya mendeskripsikan bagian-bagian atau poin-point yang ada pada masalah utama, perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah didukung oleh berbagai informasi di lapangan. Namun untuk penelitian yang bersifat kuantitatif peneliti hanya mengarahkan analisis data tersebut kepada kesimpulan yang akan diambil.
Pengolahan dan analisis data merupakan tahapan penting dalam penelitian. Data yang telah dikumpulkan tidak akan berarti apa-apa bila tidak diolah dan dianalisis, untuk menghasilkan kesimpulan. Dalam pengolahan dan analisis ini tidak saja dibutuhkan ketarampilan teknis pengerjaan sesuai dengan jenis data, namun juga referensi dan kadang imaginasi untuk dapat memaknai data khususnya dalam penelitian kualitatif.

B.     Tujuan Masalah
a.       Menjelaskan Tentang Editing data
b.      Menjelaskan Tentang Coding data
c.       Menjelaskan Tentang Prakoding
d.      Membuat kategori untuk mengklasifikasi Jawaban
e.       Menghitung Frekuensi
f.       Menjelaskan Tentang Tabulasi Silang
g.      Menjelaskan tentang tabel sebagai kerangka analisis data
h.      Menjelaskan Analisis kearah pembuatan deskripsi.






















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Editting Data
Editing data adalah penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut. Hal-hal yang perlu diteliti kembali dalam melakukan editing data sebagai berikut;
1.      Kelengkapan pengisian kuesioner
Pada tahap ini perlu dicek apakah kuesioner yang telah disiapkan, sudah diisi oleh responden dengan lengkap atau belum. Apabila belum lengkap kuesioner tersebutbisa dilengkapi oleh peneliti dengan mendatangi responden atau jika tidak bisa mengisi kembali, kuesioner ini bisa diabaikan atau dengan kata lain tidak dapat dijadikan sebagai data yang relevan.
2.      Keterbacaan tulisan
Kadang-kadang kuesioner atau angket yang dikirim kepada responden dan setelah diisi kurang jelas tulisannya atau ada kalimat yang kurang jelas baccaannya. Untuk itu para peneliti hendaknya memperjelas tulisan atau kalimat yang dimaksud agar tidak terjadi salah tafsir ketika data diolah.
3.      Kesesuaian jawaban
Kesesuaian jawaban antara pertanyaan satu dengan pertanyaan lainnya perlu diteliti kembali. Jawaban responden jangan sampai ada yang saling bertentangan dalam satu kuesioner.
4.      Relevansi jawaban
Jawaban responden harus relevan dengan pokok persoalan yang diteliti. Jawaban yang tidak relevan dengan maksud pertanyaan tidak dapat diterima sebagai data yang objektif. Data yang demikian harus ditolak.
5.      Keseragaman dalam satuan 
Para peneliti perlu mengoreksi kembali satuan yang digunakan responden dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner. Apabila satuan luas misalnya digunakan hectare, jangan sampai jawaban responden menggunakan satuan luas seperti m2, km, dan lain sebagainya. Jawaban seperti ini perlu dikoreksi kembali sebelum diproses lebih lanjut.

B.     Coding Data
Koding yaitu proses untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden menurut kriteria atau macam yang ditetapkan. Koding data harus dilakukan secara konsisten karena hal tersebut sangat menetukan reliabilitas. Tidak tercapainya konsistensi dalam koding dapat berakibat terjadinya klasifikasi jawaban yang lebih kompleks sehingga akan menimbulkan kesukaran dalam mengklasifikasikan jawaban atau mengkategorikan jawaban.
Koding data Dilakukan untuk pertanyaan-pertanyaan:
1.           Tertutup, bisa dilakukan pengkodean sebelum ke lapangan.
2.           Setengah terbuka, pengkodean sebelum dan setelah dari lapangan.
3.           Terbuka, pengkodean sepenuhnya dilakukan setelah selesai dari lapangan.

C.     Prakoding

D.    Membuat kategori untuk mengklasifikasi Jawaban
Klasifikasi itu dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban itu dengan tanda kode tertentu, lazimnya dalam bentuk angka. Di sini setiap macam jawaban (atau secara teknisnya disebut “setiap kategori jawaban”) mempunyai angka kode tersendiri. Dengan demikian, membubuhkan kode pada suatu jawaban tertentu (ialah “melakukan Koding”) pada dasarnya berarti menetapkan kategori mana yang sebenarnya tepat bagi sesuatu jawaban tertentu itu. Contoh:
Pertanyaan: Bagaimana kesan Bapak/ ibu/ Saudara terhadap kebersihan di desa ini?
Jawaban :
 Bersih sekali                                                   01 (kode)
Bersih                                                              02
Cukup bersih                                                   03
Kotor                                                               04
Kotor sekali                                                     05
Tidak tahu                                                       06
Tidak bersedia menjawab                               07


Mengingat pertimbangan bahwa seyogyanya pengumpul data mengetahui terlebih dahulu kategori-kategori jawaban apa yang (akan) ada untuk mengklasifikasi ragam jawaban ke dalam suatu sruktur klasifikasi, maka sering juga dilakukan aktivitas bernama pracoding di mana setiap pertanyaan dalam kuesioner selalu diikuti dengan serangkaian alternatif jawaban, yang pada dasarnya merupakan kategori-kategori yang telah diberi kode sebelumnya. Ini dikenal dengan “pertanyaan tertutup”, seperti dicontohkan di atas.
Agar data yang diperoleh mudah dianalisis serta disimpulkan untuk menjawab masalah yang dikemukakan di dalam penelitian, maka jawaban-jawaban yang beranekaragam dari para responden harus diringkas terlebih dulu, dengan cara menggolong-golongkannya ke dalam kategori-kategori tertentu yang telah ditetapkan.
E.     Menghitung Frekuensi
Setelah koding selesai dikerjakan, maka diketahui bahwa setiap kategori telah menampung dan memuat data-data dalam jumlah (frekuensi) tertentu. Pada akhir tahap koding ini peneliti akan memperoleh distribusi data dalam frekuensi-frekuensi tertentu pada masing-masing kategori yang ada.
Cara sederhana dapat dilakukan dengan cara tallying. Contohnya cara penghitungan pendapat responden tentang keberhasilan KB di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dari 30 sampel adalah sebagai berikut.
Tabel. Tanggapan Responden atas keberhasilan KB di kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Klasifikasi
Turus (Tally)
Frekuensi
Sangat Berhasil

15
Berhasil

7
Kurang Berhasil

5
Tidak Berhasil

3

F.      Menjelaskan Tentang Tabulasi Silang
Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan cara tertentu. Tabulasi juga  dapat digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif variable-variable yang diteliti atau yang variable yang akan di tabulasi silang. Di bawah ini diberikan contoh membuat tabulalsi frekuensi dan tabulasi silang:
Tabulasi Frekuensi: untuk pertanyaan “Berapa pengeluaran biaya telepon responden per bulan”
Pengeluaran (dalam ribuan)
Frekuensi
Persentase
25.000 – 50.000
66
22%
>50.000 – 75.000
95
32%
>75.000 – 100.000
79
26%
> 100.000
60
20%
Total
309
100%
Sumber: Jonathan Sarwono dan Agus Ismanto, Riset efektifitas iklan “Telkom Heula”, 1999

Tabulasi Silang: Bidang Usaha di tabulasi silang dengan Kesediaan  Memasang Promosi di Peta Jalan Bandung Raya
Bidang Usaha
Bersedia Promosi
Tidak Bersedia
Frekuensi
Air minum
Asuransi
ATK
Biro jasa
Jasa siaran
Fotokopi
Fastfood
2
3
2
3
3
1
2
2
3
1
2
2
3
3
Sumber: Jonathan Sarwono, Riset Kebutuhan Peta Jalan Bandung Raya, 2002

G.    Menjelaskan tentang tabel sebagai kerangka analisis data
Apabila peneliti bersifat deskriptif dan hipotesisnya hanya dengan variabel tunggal (one variable hypothesis),maka kerangka tabelnya hanya akan terisi satu perangkat kategori saja (yang disusun secara vertikal). Kerangka tabel seperti ini memang hanya akan membawa sampai analisis deskriptif, sedangkan tabelnya sendiri lebih berfungsi sebagai pemapar gambaran deskriptif mengenai sesuatu variabel tertentu saja. Karenanya tabulasi yang digunakan adalah tabulasi sederhana.
Melalui analisis deskriptif, di satu sisi akan didapatkan informasi yang bersifat kuantitatif dan relatif cermat mengenai persebaran frekuensi data.di sisi lain akan di peroleh informasi lanjutan berupa: (1) apakah yang lazim, normal, atau unik pada suatu kelompok; (2) bagaimana atau berapa besar variasi-variasi yang ada pada suatu kelompok tertentu.
Apabila penelitian yang dijalankan tersebut bersifat menerangkan dengan hipotesis yang mempergunakan adanya hubungan antara dua variabel (two variabel hypothesis), maka jalan yang ditempuh dengan memanipulasi analisis statistik yang dikerjakan, jelas tidak akan berhenti sampai pada penyajian-penyajian deskriptif belaka, akan tetapi menjurus pada usaha variabel, dan karena itu, tabulasi yang digunakan adalah tabulasi silang,
H.    Menjelaskan Analisis kearah pembuatan deskripsi
Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional, komparatif, atau eksperimen diolah dengan rumus-rumus statistik yang sudah disediakan, baik secara manual maupun dengan menggunakan jasa komputer. Bagi peneliti deskriptif yang menggunakan model-model analisis statistik, pada umunya justru bingung karena kurang atau belum tahu rumus apa yang akan digunakan, atau bagaimana cara mengolah atau menganalisis data. Sebetulnya proses pengolahan datanya juga sederhana dan dapat dinalar secara gamblang. Apa pun jenis penelitiannya, riset deskriptif yang bersifat eksploratif atau developmental, caranya dapat sama saja karena data yang diperoleh wujudnya juga sama. Yang berbeda adalah cara menginterpretasi data dan mengambil kesimpulan.
Apabila datanya telah terkumpul, maka lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif. Data yang diperoleh daro angket atau ceklis, dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Jika pilihan jawaban dari angket berbentuk “ya” dan “tidak”, peneliti tinggal menjumlahkan saja berapa banyak jawaban “ya” dan “tidak”. Menjumlahkan saja belum berarti tugasnya selesai. Peneliti masih perlu menjelaskan atau mengelompokkan, hal-hal apa saja yang dijawab “ya” dan apa saja yang dijawab “tidak”. Dalam hal ini identitas responden juga dapat digunakan untuk menelusuri lebih jauh siapa saja yang memberikan jawaban “ya”, misalnya latar belakang responden atau hal-hal lain yang dapat menerangkan posisi responden, dan siapa pula yang memberikan jawaban “tidak”.





BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Editing data adalah penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut.
Koding yaitu proses untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden menurut kriteria atau macam yang ditetapkan. Koding data harus dilakukan secara konsisten karena hal tersebut sangat menetukan reliabilitas. Tidak tercapainya konsistensi dalam koding dapat berakibat terjadinya klasifikasi jawaban yang lebih kompleks sehingga akan menimbulkan kesukaran dalam mengklasifikasikan jawaban atau mengkategorikan jawaban.
Pracoding merupakan pertanyaan dalam kuesioner yang selalu diikuti dengan serangkaian alternatif jawaban, yang pada dasarnya merupakan kategori-kategori yang telah diberi kode sebelumnya.
Klasifikasi dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban itu dengan tanda kode tertentu, lazimnya dalam bentuk angka.
Pengolahan dan analisis data merupakan tahapan penting dalam penelitian. Data yang telah dikumpulkan tidak akan berarti apa-apa bila tidak diolah dan dianalisis, untuk menghasilkan kesimpulan. Dalam pengolahan dan analisis ini tidak saja dibutuhkan ketarampilan teknis pengerjaan sesuai dengan jenis data, namun juga referensi dan kadang imaginasi untuk dapat memaknai data khususnya dalam penelitian kualitatif.








DAFTAR PUSTAKA

Pabandu Tika, Moh, Drs . H, M.M. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta. Bumi Aksara

Sugiyono, prof. Dr. 2010. Metode Penelitian pendidikan. Bandung. Alfabeta.
http://datarental.blogspot.com/2009/05/teknik-pengolahan-data.html

HIGROMETER


HIGROMETER

1.     Pengertian Higrometer dan Tingkat Ketelitiannya




       Hygrometer adalah alat untuk mengukur kelembapan udara. Biasanya ditempatkan di dalam box penyimpanan barang yang memerlukan kelembapan yang terjaga seperti dry box penyimpanan kamera. Keadaan ini akan mencegah pertumbuhan jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut.
Higrometer merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur relatif kelembaban . Bentuk sederhana hygrometer adalah khusus dikenal sebagai psychrometer dan terdiri dari dua termometer , salah satunya termasuk umbi kering dan salah satu yang termasuk bohlam yang disimpan basah untuk mengukur suhu basah-bola lampu .
Higrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas (container) penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry box penyimpanan kamera. Kelembaban yang rendah akan mencegah pertumbuhan jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut.
Higrometer juga banyak dipakai di ruangan pengukuran dan instrumentasi untuk menjaga kelembapan udara yang berpengaruh terhadap keakuratan alat-alat pengukuran. Kini Higrometer banyak dipakai untuk pengukur kelembaban ruangan pada budidaya jamur, kandang reptil, sarang burung walet maupun untuk pengukuran kelembaban pada penetasan telur
     Hygrometer yang digunakan mempunyai skala dari 0 hingga 120. Kelembapan ideal berada pada nilai 40 sampai 70. Apabila termometer penunjuk berada pada nilai dibawah 40, anda harus menambahkan air pada tempat yang sudah disediakan
2.   Prinsip Kerja Hygrometer
      Hygrometer mempunyai prinsip kerja yaitu dengan menggunakan dua thermometer. Thermometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu udara biasa dan yang kedua untuk mengukur suhu udara jenuh/lembab (bagian bawah thermometer diliputi kain/kapas yang basah). Thermometer Bola Kering: tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya.
Thermometer Bola Basah: tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.
    Hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan mempergunakan Psychrometer ialah :
1. Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer-thermometer
2. Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah
3. Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain
4. Letak bola kering atau bola basah
5. Suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain


3.   Fungsi Hygrometer dan Cara Penggunaannya
      Hygrometer digunakan untuk mengukur kelembaban udara relative (RH)
Proses Pengukuran
      Higrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius.
Ada bentuk higrometer lama yakni berbentuk bundar atau berupa termometer yang dipasang didinding. Cara membacanya juga sama, bisa dilihat pada raksanya di termometer satu yang untuk mengukur kelembaban dan satu lagi yang mengukur suhu. yang bundar ya dibaca skalanya.
      Perlu diperhatikan pada saat pengukuran dengan hygrometer selama pembacaan haruslah diberi aliran udara yang berhembus kearah alat tersebut, ini dapat dilakukan dengan mengipasi alat tersebut dengan secarik kertas atau kipas. Sedangkan pada slink, alatnya harus diputar.

4.   Kalibrasi
      Sebuah sistem kalibrasi higrometer telah dirancang dan dibuat dalam rangka peningkatan kemampuan kalibrasi higrometer untuk menghasilkan sebuah sistem kalibrasi yang dapat memberikan kemampuan ukur terbaik di bawah 2,5%. Sistem yang dibangun memanfaatkan prinsip kerja divided flow atau aliran terbagi. Pengujian dilakukan terhadap sistem tersebut pada rentang kelembaban relative yang biasa dipakai untuk melakukan kalibrasi, yaitu dari 10% hingga 95%. Pengukuran ketidakseragaman test chamber telah dilakukan pada rentang kelembaban tersebut dengan menggunakan dua buah sensor. Hasil akhir pengujian menunjukkan sistem yang dibangun mampu memberikan kemampuan ukur terbaik masing-masing adalah 0,62% pada RH 10% dan 0,51% pada RH 60% dan 95%.